Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
Arsitektur Tradisional Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada lontar Asta Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud
Konsep Dasar
Arsitektur tradisional Bali memiliki konsep-konsep dasar dalam menyusun dan memengaruhi tata ruangnya, diantaranya adalah:- Orientasi Kosmologi atau dikenal dengan Sanga Mandala
- Keseimbangan Kosmologi, Manik Ring Cucupu
- Hierarki ruang, terdiri atas Tri Loka dan Tri Angga
- Dimensi tradisional Bali yang didasarkan pada proporsi dan skala manusia
Orientasi Kosmologi / Sanga Mandala

- Sumbu Tri Loka: Bhur, Bhwah, Swah; (litosfer, hidrosfer, atmosfer)
- Sumbu ritual: Kangin (terbitnya Matahari) dan Kauh (terbenamnya Matahari)
- Sumbu natural: Gunung dan Laut
Hirarki Ruang / Tri Angga

- Utama, bagian yang diposisikan pada kedudukan yang paling tinggi, kepala.
- Madya, bagian yang terletak di tengah, badan.
- Nista, bagian yang terletak di bagian bawah, kotor, rendah, kaki.
Dimensi Tradisional Bali

Tidak ada komentar:
Posting Komentar