Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan
sekular maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini.
Arsitektur juga telah turut membantu membentuk
peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah
mesjid, kuburan,
istana dan
benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya, yang kurang signifikan, seperti misalnya bak
pemandian umum,
air mancur dan bangunan domestik lainnya.
Sejarah

Pada tahun 630 M,
Nabi Muhammad beserta tentaranya berhasil menaklukkan
Makkah dari suku
Quraish. Pada masa ini bangunan suci
Ka'bah mulai didedikasikan untuk kepentingan agama Islam, rekonstruksi
Ka'bah dilaksanakan sebelum Muhammad menjadi Rasul. Bangunan suci Ka'bah inilah yang menjadi cikal bakal dari arsitektur Islam. Dahulu sebelum
Islam, dinding Ka'bah dihiasi oleh beragam gambar seperti gambar nabi
Isa,
Maryam,
Ibrahim,
berhala, dan beberapa pepohonan. Ajaran yang muncul belakangan, terutama berasal dari
Al Qur'an, akhirnya melarang penggunaan
simbol-simbol yang menggambarkan makhluk hidup terutama
manusia dan
binatang.
Pada abad ke-7, muslim terus berekspansi dan akhirnya mendapatkan wilayah yang sangat luas. Tiap kali muslim mendapatkan tanah wilayah baru, yang pertama kali mereka pikirkan adalah tempat untuk beribadah, yaitu
mesjid. Perkembangan mesjid di saat-saat awal ini sangat sederhana sekali, bangunan mesjid tidak lain berupa tiruan dari rumah nabi Muhammad,
[rujukan?] atau kadang-kadang beberapa bangunan diadaptasikan dari bangunan yang telah ada sebelumnya, misalnya
gereja.
Pengaruh dan Gaya
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari
Roma,
Mesir,
Persia dan
Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya
Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di
Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola
kaligrafi yang berulang.
Mesjid Raya Samarra di
Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya
minaret. Juga mesjid
Hagia Sophia di
Istanbul,
Turki turut memengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika
Ustman merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah
basilika menjadi mesjid (sekarang
museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan
kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam sselanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya
mesjid Sulaiman, dan
mesjid Rustem Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta
struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini,
geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar